Ingin Sukses? Solusi Buat Mahasiswa Baru
Oleh: Sugeng Hadi Wijaya
“Penulis merupakan mantan Pimpinan Umum LPM Mitra periode 2015-2016 dan 2016-2017. Saat ini penulis berada di semester akhir Prodi Pend. Matematika.”
Kawan-kawan mahasiswa baru kita disebut sebagai maha atas kesiswaan kita. Tanggung jawab yang jauh lebih besar sekarang kita miliki dari pada anak muda lainnya. Disekeliling kita terdapat jutaan anak bisa mengenyam pendidikan dasar dan menengah, namun, hari ini ketahuilah bahwa hanya ada ratusan ribu yang bisa kuliah. Hal tersebut menyatakan bahwa kita berbeda dengan dengan yang lainnya, kita memiliki kesempatan mengembangkan diri untuk maju meraih masa depan. Perlu digaris bawahi bahwa yang kita maksud dengan masa depan bukanlah hanya untuk kita, akan tetapi untuk kehidupan orang lain, bangsa, dan agama.
Perlu diketahui bahwa saat ini belajar bukan hanya di dalam ruang kuliah saja, namun juga di luar ruang kuliah. Apabila kita hanya ingin belajar di dalam ruang kelas saja, maka kita akan termasuk mahasiswa yang merugi. Hal itu, karena ketika kita lulus kuliah hanya membawa selembar kertas yang berisi transkrip (Ijazah). Ingat! Masa depan tidak bisa dibangun hanya dengan selembar kertas saja. Kita harus menjadi manusia baru yang lebih dari sekedar peneliti, tapi juga mampu memimpin.
Sesuai dengan definisi, kita selaku mahasiswa memiliki peran sebagai agen of change (agen perubahan), iron stock (generasi penerus), social control (peduli), serta moral force (menjaga nilai-nilai). Saat ini perkataan kita, langkah kita, pemikiran kita, dan sikap kita bisa membuat suatu perubahan, baik dalam diri kita maupun diluar diri kita.
Anis baswedan, Gubernur DKI saat ini pernah mengatakan bahwa hidup pasca kuliah itu bagaikan berenang di lautan. Dari pernyataan tersebut, kita bisa menganalogikan bahwa kita memiliki pilihan. Apakah kita mau belajar berenang ketika di lautan atau kita belajar di kolam renang? Kalau di dalam kolam renang kedalaman, tekanan, suhu, serta arusnya terukur. Sedangkan jika kita belajar renang langsung di laut, semuanya tidak akan terukur dan memiliki resiko yang sangat besar.
Oleh karenanya belajar memimpin, belajar menjadi bagian dari bermasyarakat semua itu dilakukan saat kita kuliah. Kita lihat nanti, mereka yang mampu berkontribusi terhadap masyarakat, mereka yang berpengaruh, mendorong untuk kemajuan adalah mereka yang menghabiskan mas kuliahnya tidak hanya di dalam ruangan saja. Oleh karena itu, jadilah pegiat dan jadilah mahasiswa yang aktif juga di luar ruang.
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) hanya akan mengantarkan kita kepada panggilan wawancara. Namun, kemampuan komunikasi yang kita miliki, analytical thinking (pemikiran analitis) yang akan mengantarkan kita kepada masa depan. Dulu dari SD butuh nilai tinggi untuk lanjut ke SMP, dari SMP butuh nilai tinggi untuk ke SMA, dari SMA butuh nilai tinggi untuk ke jenjang kuliah. Akan tetapi ketika kita lulus kuliah, untuk fase berikutnya kita butuh lebih dari sekedar nilai tapi kemampuan juga harus kita miliki. Perlu digaris bawahi, bukan berarti IP tidak penting, karena IPK yang akan mengantarkan kita untuk wawancara.
Kita harus memiliki double track, yaitu akademik dan non akademik (skill) sehingga mampu mengantarkan kita kepada masa depan yang cerah. Kita tidak boleh menjadi mahasiswa yang hanya rumah, kos-kosan, dan ruang kuliah, namun kita harus mengendarai kendaraan organisasi. Karena organisasi merupakan tempat melatih diri, mencari jejaring pengalaman, melatih kepemimpianan, dan mengasah skill yang akan kita miliki.
Saat ini kita jangan membayangkan Indonesia yang sekarang, tapi kita harus membayangkan Indonesia di 20 tahun ke depan. Seperti apa potretnya, apa peran kita, dan bagaimana peran kita. Sebagai mahasiswa kita harus belajar di bidang apapun, karena ketika lulus kita belum tentu mengerjakan apa yang menjadi fokus ketika kuliah.
Perlu diketahui bahwa saat ini belajar bukan hanya di dalam ruang kuliah saja, namun juga di luar ruang kuliah. Apabila kita hanya ingin belajar di dalam ruang kelas saja, maka kita akan termasuk mahasiswa yang merugi. Hal itu, karena ketika kita lulus kuliah hanya membawa selembar kertas yang berisi transkrip (Ijazah). Ingat! Masa depan tidak bisa dibangun hanya dengan selembar kertas saja. Kita harus menjadi manusia baru yang lebih dari sekedar peneliti, tapi juga mampu memimpin.
Sesuai dengan definisi, kita selaku mahasiswa memiliki peran sebagai agen of change (agen perubahan), iron stock (generasi penerus), social control (peduli), serta moral force (menjaga nilai-nilai). Saat ini perkataan kita, langkah kita, pemikiran kita, dan sikap kita bisa membuat suatu perubahan, baik dalam diri kita maupun diluar diri kita.
Anis baswedan, Gubernur DKI saat ini pernah mengatakan bahwa hidup pasca kuliah itu bagaikan berenang di lautan. Dari pernyataan tersebut, kita bisa menganalogikan bahwa kita memiliki pilihan. Apakah kita mau belajar berenang ketika di lautan atau kita belajar di kolam renang? Kalau di dalam kolam renang kedalaman, tekanan, suhu, serta arusnya terukur. Sedangkan jika kita belajar renang langsung di laut, semuanya tidak akan terukur dan memiliki resiko yang sangat besar.
Oleh karenanya belajar memimpin, belajar menjadi bagian dari bermasyarakat semua itu dilakukan saat kita kuliah. Kita lihat nanti, mereka yang mampu berkontribusi terhadap masyarakat, mereka yang berpengaruh, mendorong untuk kemajuan adalah mereka yang menghabiskan mas kuliahnya tidak hanya di dalam ruangan saja. Oleh karena itu, jadilah pegiat dan jadilah mahasiswa yang aktif juga di luar ruang.
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) hanya akan mengantarkan kita kepada panggilan wawancara. Namun, kemampuan komunikasi yang kita miliki, analytical thinking (pemikiran analitis) yang akan mengantarkan kita kepada masa depan. Dulu dari SD butuh nilai tinggi untuk lanjut ke SMP, dari SMP butuh nilai tinggi untuk ke SMA, dari SMA butuh nilai tinggi untuk ke jenjang kuliah. Akan tetapi ketika kita lulus kuliah, untuk fase berikutnya kita butuh lebih dari sekedar nilai tapi kemampuan juga harus kita miliki. Perlu digaris bawahi, bukan berarti IP tidak penting, karena IPK yang akan mengantarkan kita untuk wawancara.
Kita harus memiliki double track, yaitu akademik dan non akademik (skill) sehingga mampu mengantarkan kita kepada masa depan yang cerah. Kita tidak boleh menjadi mahasiswa yang hanya rumah, kos-kosan, dan ruang kuliah, namun kita harus mengendarai kendaraan organisasi. Karena organisasi merupakan tempat melatih diri, mencari jejaring pengalaman, melatih kepemimpianan, dan mengasah skill yang akan kita miliki.
Saat ini kita jangan membayangkan Indonesia yang sekarang, tapi kita harus membayangkan Indonesia di 20 tahun ke depan. Seperti apa potretnya, apa peran kita, dan bagaimana peran kita. Sebagai mahasiswa kita harus belajar di bidang apapun, karena ketika lulus kita belum tentu mengerjakan apa yang menjadi fokus ketika kuliah.
Post a Comment