Kebangkitan Kaum Buruh
Oleh: Imam Nawawi
Hari buruh
Internasional merupakan hari yang di peringati setiap tanggal 1 Mei di beberapa
negara yang ada di dunia. Hal ini di lakukan sebagai bentuk persatuan kaum
buruh dalam menyampaikan aspirasi dan Unek-uneknya. Karl Marx menamakan kaum
buruh ini adalah kaum proletar. Mengingat pada abad ke 18 dan 19 kaum buruh di
eropa mengalami nasib pahit karena perlakuan yang tidak manusiawi dari
majikannya. Karl Marx menamakan perlakuan tersebut sebagai "penghisapan
manusia oleh manusia", yaitu kelas yang tidak di ikut sertakan dalam
kehidupan masyarakat, marak disingkirkan dari sistem sosial yang
berlaku.(Taleka zn, 93).
Oleh karna itu
diharapkan orang-orang borjuis tidak
bersikap cari untung dan enak saja, tetapi lebih menghargai dan memberikan
hak-hak kaum buruh agar terjadi keseimbangan ekonomi yang baik. Hal ini juga
sudah di atur di dalam UUD 1945 pasal 28D ayat "setiap orang berhak untuk
bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan
kerja".
Namun jika kita lihat
meskipun hari buruh di peringati dan orasi serta aksi juga sudah sering di
lakukkan oleh sejumlah buruh, aktifis dan mahasiswa di sejumlah kota besar yang
ada di indonesia, tapi kok tetapa kayak
gini aja ya? Masih banyak pekerja di bayar murah. Banyak anak tidak bisa
sekolah. Para bocah becakar-cakar cari nafkah tempat di dunia permainan malah
bertaruh dalam bahaya.
Selain itu ditambah
investasi dibuka besar-besaran yang pastinya akan menggugah selera para
kolongmerat untuk menanamkan modal di negri ini. Yang dampkanya akan
merong-rong sumberdaya manusia yang di miliki. Investasi menurut Karl Max akan
meningkatkan produksi tetapi mengurangi upah pekerja untuk meningkatkan laba.
Sehingga makin banyak pekerja yang miskin. Kapitalisme pasar bebas mendominasi
ekonomi global sampai bencana depresi global. (Lestari: 29)
Oleh karena itu untuk
perlunya revolusi terutama revolusi mental kaum buruh, serta revolusi sendiri
tidak cukup hanya kowar-kowar di depan gedung DPR, MPR, dan Pemerintahan.
Tetapi dari cara berfikir kaum pekerja harus tetap berhati-hati dalam sebuah
tawaran pekerjaan dari pengusaha atau pedagang, kareana kebanyakan cenderung
suka menipu dan menindas masyarakat. Eksploitasi sumberdaya alam ini sendiri
akan menjadikan kaum buruh semakin bobrok
apabila tidak sadar jika perlakukan seperti halnya kerja rodi. Jika
mereka menerima semua itu yang di fikirkan hanya uang untuk kebutuhan setiap
hari.
Oleh karena itu revolusi kaum buruh agar bisa bangkit dari
keterpurukan dan kesewenang-wenangan yaitu menjadi kaum borjuis kecil dan
mengoptimalkan segala kreatifitas dan kemampuan yang ada. Saatnya kaum buruh
indonesia bangkit dari keterpurukan, seperti
halnya revolusi petani di Cina tahun 1998.
Sumber
:
Eka Ayu
Lestari.(skripsi, pemikiran kritik
Ekonomi antara Karl Marx dan Ali Syari'ati) 2018. Fakultas Usuluddin
Universitas islam negri walisongo. Semarang.
Zn Tualeka
Hamzah. ( Sosiologi Agama) 2011. IAIN Sunan Amel Press. Surabaya
Post a Comment