Kampus Limbah
Oleh: Imam Nawawi
Halo kawan-kawan pembaca, sudah lama
penulis tidak membuat opini. Mungkin pembaca sedikit terkejut dengan judul di
atas. Sampai-sampai istilah limbah digunakan sebagai julukan kampus.
Hal tersebut penulis gunakan
lantaran, limbah merupakan sisa dari sebuah produk yang tidak masuk tahap
seleksi. Karena masih ada kecacatan atau kekurangan, limbah di buang begitu saja.
Oleh karena itu, dalam hal ini
persis seperti kebanyakan
mahasiswa baru yang mendaftar
di Universitas Islam Jember (UIJ). Sebab, jika penulis amati kebanyakan mereka
adalah limbah dari perguruan tinggi ternama dan tidak masuk tes atau seleksi.
Contoh kampus ternama seperti, Universitas Jember (UNEJ), Universitas Gajah
Mada (UGM), Institutu Agama Islam Negri Jember (IAIN) dll. Berhubung tidak di terima di perguruan tinggi
tersebut , akhirnya UIJ menjadi pilihannya.
Perlu kita ketahui, namanya limbah
belum tentu tidak memiliki nilai jual. Justru jika limbah tersebut dapat didaur
ulang dengan baik, akan menjadi sebuah produk yang siap bersaing di pasaran.
Bahkan dapat mengalahkan produk dari
perguruan tinggi gemuk-gemuk.
Sederhananya begini,
idealnya apabila input bagus,
proses bagus, maka secara otomatis output
pasti akan bagus. Namun apabila input
bagus, prosesnya buruk, tentu sangat memungkinkan kalau output
juga akan buruk. Tetapi, jika inputnya
buruk, Proses bagus, maka tidak akan mustahil jika output
yang
dihasilkan akan juga bagus. Paling miris jika input
buruk,
Proses buruk, maka bisa di pastikan kalau output
juga akan buruk.
Kita sebagai mahasiswa UIJ dan merupakan
kampus limbah dari kampus yang gemuk-gemuk, setidaknya meskipun input
kita buruk setidaknya proses kita bagus maka output
yang akan kita dapatkan juga akan bagus.
Sebab kawan-kawan,
masa depan seseorang tidak ditentukan dengan selembar kertas Ijasah. Namun masa
depab seseorang di tentukan dengan skill
yang dia miliki. Salah satunya yaitu dengan belajar berorganisasi.
Semangat, jangan minder dengan kampus sendiri
BalasHapus