Benahi Prinsip dalam Bekerja
Aku memandang sekitar, tampak mahasiswa yang berlalu lalang bahkan ada yang berlari membawa tumpukan berkas ditangannya, aku tersenyum melihat mereka, karena aku pernah berada di fase mereka, yang dulu pernah diributkan oleh tugas dan deadline yang menumpuk. Ketika aku tidak bisa mengatur waktu untuk mengerjakannya.
Sehingga aku beranggapan, bahwa, bukankah itu sudah menjadi bagian dari
mahasiswa? Mengerjakan tugas mendekati hari H, ah.. kembali lagi ke realita.
Toh sekarang aku berdiri di kampus ini bukan lagi sebagai seorang mahasiswa, namun menjadi salah satu pegawai di kampus ini.
Aku sampai tersenyum mengingat hari itu, ketika aku
dinyatakan lulus dan disaat itu juga kepala kepegawaian menawarkan sebuah
pekerjaan yang sesuai dengan bidang ku, sehingga sangat bersyukur akan hal itu, bagaikan tertimpa durian runtuh
Pertama kali masuk kantor, Aku
berjalan dengan santai menuju ruang kerjaku, dan waktu sudah menunjukkan pukul
08:00 Wib. Sembari melihat sekitar suasana diruangan yang masih terlihat sepi, hanya petugas kebersihan yang
tampak membersihkan ruangan. Aku
tersenyum ke arahnya, sekedar sapaan hangat di pagi hari.
"Wah rajin sekali kamu Angga, jam
segini udah stand by" Ujar pak bejo, selaku salah satu pegawai kebersihan
di kampus.
"Bapak bisa aja, memang sudah seharusnya jam 08:00 saya harus
sudah disini sesuai dengan jam kerja saya" Jawabku dengan tersenyum
"Iya sih, tapi banyak
tuh yang melanggar, bahkan ada yang sekedar datang terus pergi lagi, kalo
bahasa gaul nya sih check out" Pak Bejo menimpali.
"Check in pak, bukan
check out" Jawabku membenarkan.
"Iya itu dah pokoknya" Kami pun tertawa bersama, tak lama
kemudian satu persatu pegawai mulai berdatangan. Bahkan
, diluar
sudah ada mahasiswa
yang mengantri untuk mengurus administrasi sebelum para pegawai datang.
Aku berfikir sebenarnya apa yang membuat mereka seperti itu, saat
mereka baru
pertama kali menginjakkan kaki disini,mereka
begitu antusias. Selain itu, ketika melamar
pekerjaan itu mereka tampak bersemangat, akan tetapi sekarang kok justru
malah sebaliknya.
Wajah
mereka yang dulunya bersinar terang, karena semangat yang membara di dalam diri
mereka,kini berganti wajah suram yang tertutupi oleh senyum palsu. Belum sempat
aku kembali berfikir, aku mendengar
keributan di tempat yang tidak jauh dariku
"Berkas yang sudah saya sodorkan sudah lengkap pak" Ujar
seorang mahasiswa
"Tapi di dokumen saya tidak ada, bahkan biodata nya saja tidak
lengkap" Bantah seorang pegawai yang tak lain adalah kakak tingkatku dulu.
"Tapi saya yakin sudah menyerahkan semuanya, mungkin berkas
saya terselip pak" Mahasiswa itu masih berpegang teguh pada pendiriannya.
"Tidak ada, sebaiknya kamu lengkapi dulu berkas kamu, nanti
kamu kembali kesini" Jawab pegawai itu dengan santai.
"Iya sudah, Terima kasih pak" Mahasiswa itu meninggalkan
ruangan dengan lesu.
"Apalagi ini? "
Batinku.
Mahasiswa itu bersikukuh, sebab, ia telah mengumpulkan semua berkasnya.
sedangkan, pegawai itu tanpa memeriksa mengatakan bahwa, ia
tidak menerima berkas dengan lengkap. Sehingga, Terkadang
aku bertanya-tanya dimanakah profesionalitas nya mereka? Bahkan cara
pelayanannya pun tidak memuaskan, bukankah mereka sudah di gaji ? Memang kenyataannya kebanyakan orang yang bekerja untuk
uang. jadi apapun yang terjadi mereka tidak mau mengambil pusing.
Prinsip mereka adalah kerja selesai dan pulang tepat wakt. Padahal apabila mereka
bekerja dengan niat yang lebih baik, seperti
bekerja untuk mengabdi, mereka akan tertanam
dibenak mereka bahwa, mereka bekerja
dengan keikhlasan tanpa
pamrih.
Selain itu, ketika mereka melakukan
sebuah pekerjaan, pasti akan selalu bersemangat tanpa ada keluhan. Tapi, kenyataannya
yang sering terjadi mereka mencampur-adukkan masalah pribadi dengan pekerjaan.
Sehingga, ketika mereka mempunyai
masalah diluar pekerjaan, elaulu membawa
persoalanny ketika mereka bekerja. Akibatnya, yang terjadi para pegawai
tersebut akan mengeluarkan emosi yang negatif dalam menjalankan tuganya.
Sementara itu, yang dirugikan disini bukan hanya siapa yang dilayani, namun juga
pihak-pihak yang terkait. Seperti halnya , jika ada
masalah pada salah satu pegawai, maka yang dicari kepala bagiannya untuk
bertanggung jawab. Begitupun sebaliknya, ketika atasan
melalaikan tugasnya, maka staff yang berada dibawahnya keteteran mengerjakan tugasnya sang atasan. Sehingga , para pegawai tidak
bisa marah, sebab mereka sadar posisi yang hanya bawahan dari pimpinannya.
Sehingga,Aku disini sebagai salah satu dari mereka, akan berusaha untuk bersikap profesional bekerja atas dasar mengabdi. Sebab, dengan begitu akan selalu
ada semangat pada diriku.
Selain itu, untuk mencegah lebih banyak lagi pegawai seperti
itu, yakni yang bertugas dalam menerima pelamar harus lebih selektif dalam
memilih. Sehingga hal tersebut, dapat mencegah
adanya penerimaan pegawai dengan loby. Sebab ,pada dasarnya yang terpenting dalam
sebuah kantor akan maju jika menerima pegawai dengan pertimbangan pada
kemampuan dan Skill yang dimiliki, bukan seberapa banyak orang yang dia kenal dari lingkungannya.
Oleh: Sherly Rahmadani Izza
Penulis adalah Mahasiswa UIJ dari Prodi Bimbingan
Konseling yang sekarang duduk di semester 3. Anggota tetap LPM Mitra.
Post a Comment