Pendidikan Kesurupan Kepentingan Politik
Sumber: tugaskuliah15.blogspot.com
Oleh: Imam Nawawi
Pendidikan dan Politik sangat jauh berbeda, hal tersebut dapat di
lihat dari logika yang diterapkan. Logika politik menentukan kalah dan
menang, strategi mendapatkan kekuasaan,
dan juga usaha mempertahankan kekuasaannya tersebut.
Sehingga kebanyakan para aktivis politik, berusaha untuk memperoleh
ataupun mempertahankkan kekuasaannya, mencari pengaruh dengan menghalalkan
segala cara demi memperoleh jabatan, pangkat, serta popularitas. Mereka tidak
peduli lawan maupun kawan, yang ada hanya sipaun yang menguntungkan bagi
pihaknya akan dianggap teman. Bahkan terkadag lawan bisa jadi teman, tau
sebaliknya.
Semenara logika pendidikan, khususnya para guru, dosen, maupun
kiyai, mereka akan merasa menang jikia anak didik, mahasiswa dan santrinya
berhasil lulus ujian, mendapatkan pekerjaan, diterima lembaga tinggi ternama,
serta meneaai posisi yang sanga strategis dimasyarakat.
Sebaliknya, para guru atau pendidik, akan merasa bersalah dan
gagal, ketika meihat para siswa dan peserta didiknya gagal menghadapi ujian, tidak
memperoleh pekerjaan, bahkan tidak berguna dimasyarakat, sehingga menjadi beban
bagi orangtuanya sendiri.
Pendidikan yang kesurupan kepentingan politik tidak akan
mengutamakan keberhasilan siswa dan mahasiswanya. Namun, hanya menginginkan
popularitas, pencitraan semata. Lebih tepatnya, tidak menghidupi lembaga,
melainkan mencari hidup dilembaga.
Menurut Imam Suprayogo dalam buku menghidupkan jiwa ilmu
akhir-akhir ini, ada sementara pendidik atau guru yang menggunakan logika
politik bahkan lembaga pendidikan memasukan orang orang politik. Akibatnya,
Institusi pendidikannya dipolitisasi,
hingga di tempat tersebut terjadi banyak konflik, sulit maju, dan akhirnya
ditinggal para pendukungnya.
Coba kita lihat bersama , saat ini banyak lembaga pendidikan yang
beraneka ragam, ada yang bernuansa agama,
Ideologi, bahkan organisasi kelompok tertentun. Bahkan ada yang dikelola pemerintah langsung,
dikelola organisasi agama, masyarakat sebagai wujud keberagaman. Contohnya NU, Muhammadiyah, Pancasila, PGRI dan masih
banyak yang lainnya.
Dalam upaya memberlakukan kebijakan pemerintah tidak mudah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, yang ada hanya mutu pendidikan semakin
terabaikan. Sebab dalam hal ini, yang terjadi adalah, perdebatan panjang,
konflik, negosiasi dan kompromi.[]
Post a Comment