Aliansi GEMPA Gelar Aksi Demonstrasi Tuntut Kejelasan Statuta UIJ
Gempar
: Terlihat anggota GEMPA menyerukan aksinya, di depan Fakultas Tarbiyah UIJ,
Senin, (7/3). Fotografer: Mohammad Zaeni
Aliansi Mahasiswa Universitas
Islam Jember (UIJ) yang terkumpul dalam Gerakan Mahasiswa Pembawa Perubahan
(GEMPA) bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) serta Dewan Perwakilan
Mahasiswa (DPM) menggelar seruan aksi demo long march terkait
ketidakjelasan Statuta UIJ, Senin (7/3).
Terlihat, para demonstran
tersebut berjalan dari arah luar pintu gerbang kampus menuju depan Fakultas
Tarbiyah sambil membawa spanduk “Carut Marutnya Sistem Pengelolaan di UIJ,
(GEMPA) Gerakan Mahasiswa Pembawa Perubahan”. Lalu, tidak lama kemudian mereka
lanjut ke depan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). hingga
memanjangnya di depan keuangan. Dalam aksi tersebut, para pengunjuk rasa
menuntut beberapa hal berupa:
1.
Revisi Statuta Kampus UIJ.
2. Libatkan Mahasiswa dalam proses penyusunan Statuta.
3. Kampus Keterbukaan Statuta.
Koordinator Lapangan
(Korlap) Muhammad Roni mengatakan, adanya aksi itu disebabkan sistem bobroknya
pengelolaan di UIJ. Seperti yang dipilih tanpa demokrasi. Menurut Roni, Statuta
merupakan pedoman ataupun anggaran dasar dalam suatu lembaga. Namun, di UIJ hal
itu tidak sebagaimana mestinya. “Kajian dari BEM dan DPM, hampir 70% amburadul,
banyak yang tumpang tindih,” jelasnya. Roni juga menambahkan, seharusnya
Statuta itu penjualan.
Sebab, ada temuan bahwa
ada dekan dan senat yang tidak mengetahui tentang hal tersebut.Sehingga, kita
menilai terlalu nepotisme terhadap peraturan-peraturan. “Nanti akan timbul
patologi. Jadi, jangan salahkan umpama
per ada yang korupsi,” imbuhnya. Ia juga menuturkan, kualifikasi untuk menjadi
pejabat tidak tercantum dalam Statuta. “Di statuta harusnya diatur, kalo memang
mau jadi staf, tenaga pendidik, maupun tenaga kependidikan,” tegasnya. Oleh
karenanya, kendala akan mengawal masalah itu sampai tuntas. “Kita punya status
bandingan yang sama-sama di bawah naungan yayasan, jauh berbeda dari apa yang
kita bandingkan,” katanya.
Wartawan: ST. SHOLEHA
Redaktur: Dwi Devi Khoirotun Nisa'
Post a Comment