Penurunan indeks demokrasi dan the rule of law menurun!!!
Akankah terjadi pernurunan indeks demokrasi di 2024?, mari kita riset 2023 dan 2022
Penurunan demokrasi ini, merupakan fenomena global dalam 15 tahun terakhir dan yang terjadi di
Indonesia. Ada beberapa riset yang menjabarkan penyebab penurunan demokrasi
tersebut, beberapa laporan rutin dari Economist Intelligence Unit (EIU),
menunjukan pengurangan signifikan kebebasan sipil, prularisme, dan
fungsi pemerintah yang diambil dari segi loyalitas dan patronase, bukan
murni pada meritokrasi. Penurunan kualitas tersebut, menunjukkan
pergeseran pola demokrasi Indonesia, yang semula demokrasi electoral
dengan narasi politic of hope dan politic of bad menjadikan
demokrasi yang cacat (followed democracy), ini berarti bahwa demokrasi
electoral melalui pemilu sudah tidak relevan lagi bagi politik berbangsa
dan bernegara. Putusan 90 yang mencederai fungsi check and balances dan
beberapa putusan pidana yang memihak,menjadikan beberapa tahun belakangan ini Indeks
demokrasi yang menurun dari 2023 sebesar 6,53 point dibandingkan tahun lalu
6,71 pada 2022.
“Salah satu disertasi agamben yang ditulis pada tahun 90 penjelasan
mengenai ironi demokrasi, demokrasi selalu lahir dari kondisi yang darurat,
karena demokrasi lahir dan berkembang dengan tragedi kemanusiaan, selalu ada
kedaruratan baru lahir demokrasi, yang dinamakan check and balances
lahir dari pristiwa yang luar biasa yang dinamakan trias politica. itu
luar biasa, tetapi yang luar biasa menurut agamben, demokrasi dibuat dalam
keadaan genting dan darurat, sehingga ada alasan menorobos demokrasi itu
sendiri, dan yang berbahaya ketika rezim dipilih melalui demokrasi membuat
kegentingannya sendiri dan membuat standarisasinya demokrasi sendiri,
mengakibatkan banyaknya post truth yang berserakan di Indonesia melalui
pemilu dan mirisnya penegakan hukum.”
Terkait juga dengan the rule of law, yang mana negara harus
mematuhi prinsip dan asas hukum ketata negaraan, kesetaraan akses dalam hukum
makin menurun, contoh penurunan dalam factor peradilan mengenai imparsialitas
hakim sebesar 0,2 dari (0,28 menjadi 0,26) factor ini juga mengukur netralitas
polisi dan hukum dalam menjalankan tugasnya, termasuk ada atau tidaknya
diskriminasi terhadap tersangka ataupun terdakwa, baik karena status sosial
gender atau yang lainnya. Terkait juga sub factor dan asas hidup dan
keamanan pribadi tidak menjadi tujuan
secara efektif, sebesar 0,2 yakni dari (0,50 menjadi 0,48), mengurus praktik
kekerasan polisi terhadap tersangka, penurunan jaminan atas hidup dan keamanan
sering terjadi, karena makin maraknya ancaman dan kriminalisasi bagi aktifis
dan pejuang HAM ex: pada kasus Fatia Azhar. Sanksi ini sudah terjadi sejak
tahun 2015 hingga 2023, dimana skor Indonesia konsisten diangka 0,52 pada 0,53
skor indeks negara hukum Indonesia atau rule of law pada tahun 2023 ada
di level 0,53 skor ini konsisten dari 2016 sampai 2023.
Maka dari itu seharusnya, ada pendidikan hukum bagi seluruh lapisan
masyarakat Indonesia agar teraplikasikannya UUD pasal 1 ayat 3 mengenai negara
Indonesia adalah negara hukum, agar tidak terjadinya disoriented (keluar
dari kesepakatan), dan tap MPR RI NO VI/MPR/2001 mengenai etika berbangsa dan
bernegara khususnya point 4 BAB II etika hukum yang berkeadilan, dengan efektifitas
tertentu untuk menumbuhkan kesadaran bahwa tertib sosial dan ketenangan dalam
akses hukum dan kebebasan berekspresi dalam peraturan yang berpihak pada
keadilan.
Nama: M. Mulabbil bait (Gubernur Fakultas Hukum UIJ)
Editor: Tria Febriani
Design: Dewa Farizal Tanjung
Untuk pedesaan yang namanya demokrasi tidak ada suapan dengan uang itu sangat di harapkan oleh masyarakat sekitar klo tidak ada uang masyarakat malah tidak Mao memilih calon
BalasHapusItulah yang bikin kita tertatih tatih mengapa demokrasi Indonesia masih saja tetap dan bahkan menurun, ketika tak bisa hilangkan politik uang dan politik kaos maka kita akan terus menjadi negara berkembang,dan dibodoh bodoh oleh penguasa, 100 RB bukan jaminan untuk 5 tahun kedepan, ketika kita menerima 100rb dan kita mau menagih janji penguasa tersebut,maka penguasa akan bilang, suaramu sudah saya beli 100 RB pada 1 tahun yang lalu
HapusItu ada dalam bukunya dr.safii ma'arif
HapusDemokrasi ada, oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat, seharus nya dari demokrasi rakyat sejahtera tapi malah sebalik nya, Dirty vote, dirty hand, dirty maind, master maind,, demokrasi di Indonesia mengalami cacat demokrasi karena Demokrasi malah di kuasai oleh para penguasa penguasa
BalasHapusSESATTTTTT, CACAT..