Ads

Saat AI Menciptakan Estetika: Kreativitas Desainer Terancam?


 By : zakky

Kecanggihan teknologi Artificial Intelligence (AI) kini menjadi tantangan nyata bagi profesi desainer. Dengan kemampuan menghasilkan karya visual dalam hitungan detik, memahami trend desain dengan cepat serta dapat meniru gaya artistik tertentu, membuat AI dengan mudah merevolusi cara kerja industri kreatif. Maka, tak berlebihan jika profesi desainer yang sering kita kenal selama ini, berada dalam ambang tranformasi besar-besaran dan terancam mengalami kepunahan.

Cepat atau lambat dalam banyak aspek, AI siap menggantikan desainer dalam industri kreatif. Kehadiran software instan seperti Adobe Firefly, Midjuorney dan ChatGPT telah memberikan kemampuan kepada siapa pun, bahkan mereka yang tidak memiliki latar belakang desainer dapat dengan mudah menciptakan karya yang menarik. Software tersebut dilengkapi dengan teknologi AI yang dapat dengan mudah mennghasilkan estetika hanya dengan perintah senderhana. Proses yang sebelumnya membutuhkan waktu berjam-jam,  kini hanya memerlukan waktu beberapa menit saja.

Lebih dari itu, AI juga terus belajar dan berkembang, dengan memanfaatkan data besar (big data), AI dapat menganalisis trend desain, estetika visual, hingga respon pasar terhadap karya desain. Hasilnya desain tidak hanya menarik secara visual tetapi  juga strategis secara marketing. Tanggung jawab desainer profesional kini perlahan-lahan digantikan oleh kecerdasan buatan.

Dilihat lebih jauh lagi, beberapa perusahaan kini sudah banyak yang menggunakan AI untuk kebutuan membuat logo, poster, banner, layout sosial media dan kebutuhan branding untuk kampaye mereka. Bahkan dalam desain produk, AI dengan mudah menunjukan keahliannya dalam menghasilkan konsep-konsep inovatif berdasarkan kebutuhan teknis yang telah ditentukan. Tidak hanya menjadi asisten, AI kini dengan penuh mengambil alih peran desainer.

Fenomena ini menghasilkan dilema tersendiri dikalangan pelaku industri kreatif. Di satu sisi, AI menawakan efisiensi yang luar biasa, di sisi lain, ada ancaman nyata terhadap lapangan pekerjaan di bidang desain. Mereka yang tidak dapat beradaptasi baik secara teknis maupun mentalitas akan tertinggal, sebaliknya mereka yang dapat beradaptasi akan mendapat keuntungan yang luar biasa di industri kreatif. Maka penting bagi desainer untuk tidak hanya mengandalkan kemampuan teknis saja, tetapi harus dapat melatih soft skill dan kreativitas tingkat tinggi untuk dapat bersaing di industri kreatif.

Adaptasi adalah kunci, kita harus bertransformasi dari sekedar “pembuat visual” menjadi “konseptor visual”. AI dapat menghasilkan ribuan desain visual yang menarik dalam sehari, namun tetap membutuhkan manusia untuk menyeleksi filososi, relevansi, konteks, nilai serta emosi yang terkandung di dalamnya. Desainer masa depan adalah mereka yang mempu memimpin industri kreatif dengan konseptual inovatif serta mengedepankan nilai yang terkandung disetiap elemen-elemen visualnya. Manfaatkan AI sebagai alat bantu, bukan sebagai pesaing. Jadikan mereka menjadi jembatan antara teknologi dan nilai-nilai manusia.

Penulis  : muzakky maulana hidayat

Sumber foto  : pinterest





2 komentar:

  1. Selain designer, masih banyak pekerjaan yang terancam punah digantikan AI, oleh yuk latih hati karena AI gak punya itu..
    Belajar skill di
    https://lynk.id/imamsugianto
    😇

    BalasHapus
  2. Setuju min, blokir aja dari negara biar ga melemahkan kreativitas yang berjiwa

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.